Menelusuri Jejak Kerajaan Mataram Islam - Panembahan Senopati



Kerajaan Mataram Islam berdiri di pulau jawa pada abad ke 16. Awal mula Kerajaan Mataram Islam hanyalah sebuah desa berupa hutan lebat di Alas Mentaok yg diberikan oleh Sultan Hadiwijaya (Raja Pajang) kepada Ki Ageng Pamanahan atas jasa beliau menaklukan Arya Panangsang. Hutan tersebut kemudian dibuka oleh Ki Ageng Pemanahan dan anak beliau, Danang Sutawijaya dan menjadi kadipaten dibawah Kerajaan Pajang.

1.     Panembahan Senopati

Ki Ageng Pamanahan mangkat dan digantikan oleh putra beliau, Danang Sutawijaya sebagai bupati mataram. Danang Sutawijaya menginginkan agar Mataram menjadi kerajaan yang berdaulat dan beliau mulai memperkuat pertahanan dan pasukan. Selain memperkuat pertahanan dan pasukan, beliau juga melakukan samadi dan tapa brata di pantai parangkusumo. 

Selama tapa brata, kekuatan batin yg dimiliki oleh Sutawijaya mengakibatkan gelombang laut yg dahsyat. Kanjeng Ratu Kidul yg penasaran mencari penyebab gelombang dahsyat tersebut. Alangkah kagetnya begitu mengetahui bahwa Sutawijaya yang mengakibatkannya. Tidak hanya tampan tetapi kekuatan batin Sutawijaya mampu menarik perhatian Ratu Kidul. 

Sutawijaya meminta dukungan Kanjeng Ratu Kidul. Permintaan beliau disambut oleh Kanjeng Ratu Kidul yg bersedia memberikan dukungan. Dengan syarat bahwa beliau beserta anak keturunannya bersedia menikah dengan Kanjeng Ratu Kidul. 

Dengan tidak membuang waktu, Sutawijaya menyanggupi syarat tsb demi mewujudkan Mataram menjadi sebuah kerajaan. Pernikahan antara Sutawijaya dengan Kanjeng Ratu Kidul terjadi di istana sang ratu.

Sultan Hadiwijaya yg mengetahui niat Sutawijaya utk memisahkan diri, megirimkan telik sandi ke Mataram. Bahkan beberapa bupati diutus oleh Pajang datang ke Mataram untuk membujuk Sutawijaya membatalkan niatannya. Tetapi Sutawijaya tidak tergoyahkan sehingga peperangan pun tdk terelakkan. 

Perang dimenangkan oleh Pasukan Mataram yg dibantu oleh Kanjeng Ratu Kidul. Walaupun memenangkan perang tetapi Sutawijaya tdk mengambil alih wilayah kekuasan kerajaan Pajang.

Sutawijaya tidak langsung menjadikan Mataram sebagai kerajaan yang berdaulat, sebagai bukti penghormatan beliau kepada Sultan Hadiwijaya. Sutawijaya sendiri merupakan anak angkat dari Sultan Hadiwijaya. 

Setelah Sultan Hadiwajaya mangkat, Sutawijaya secara resmi mengumumkan diri sebagai raja dari Mataram dengan gelar Panembahan Senopati ing Alaga Khalifatullah Sayyidin Panotogomo Tanah Jawa. 

Setelah Mataram dinyatakan berdaulat, kerajaan-kerajaan disekitar memulai perang dengan Mataram. Peperangan itu dilakukan dengan tujuan memperluas wilayah atau mempertahankan eksistensi kerajaan masing-masing. 

Selama masa pemerintahan, beliau terus berperang untuk mempertahankan eksistensi kerajaan Mataram. Panembahan Senopati mangkat pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede, ibukota dari Mataram.